Nasalis larvatus

Nasalis larvatus
Bekantan Fauna Endemik Borneo, merupakan maskot Kalimantan Selatan. Hewan ini terancam keberadaannya. Mari lindungi kekayaan dan biodiversitas Indonesia, jangan sampai mereka hanya tinggal cerita

Senin, 09 Juli 2012

MERINDUKAN ALAM ASRI LESTARI





MERINDUKAN ALAM ASRI LESTARI



Penulis             : Mochamad Arief Soendjoto
                          Maulana Khalid Riefani

Desain Sampul : Ilhamsyah Darusman


© 2009
Cetakan 1: November 2009


Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT)
ISBN  978-979-8128-85-1


Dilarang memperbanyak, mengopi, dan atau menerjemahkan seluruh atau sebagian isi buku ini tanpa ijin tertulis dari penerbit. Pengutipan dilakukan dengan menyebutkan sumbernya.

Soendjoto, M. A. dan M. K. Riefani. 2009. Merindukan Alam Asri Lestari. Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat Press.












Universitas Lambung Mangkurat Press,
d/a Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat,
Universitas Lambung Mangkurat, Jl. Brigjen H. Hasan Basry, Kayutangi, Banjarmasin 70123, Telp./Fax. 0511-3304480


PRAKATA
Buku Merindukan Alam Asri Lestari merupakan himpunan artikel atau tulisan penulis, baik yang telah dimuat di surat kabar harian (SKH) Banjarmasin Post, Dinamika Berita (saat ini Kalimantan Post), dan Barito Post maupun yang belum sempat dikirim ke SKH. Penghimpunan artikel disengaja untuk menyatukan artikel-artikel “tercecer” dan juga untuk menyebarluaskan gagasan/ide tentang pelestarian ragam hayati dan lingkungan ke kalangan masyarakat.
Gagasan/ide yang diperoleh dalam artikel memang tidak muncul begitu saja dari diri penulis. Banyak gagasan/ide diperoleh justru dari pustaka, email, dan atau artikel elektronik serta hasil diskusi atau berbagi cerita dengan berbagai sumber (mahasiswa, teman sejawat, warga sekampung, teman seperjalanan, atau supir kendaraan angkutan umum). Sebagian pustaka memang telah dirangkum dalam Daftar Pustaka, tetapi pustaka lainnya tidak sempat penulis catat.
Artikel-artikel dihimpun dalam dua bagian, ragam hayati dan lingkungan. Setiap bagian adalah tema umum atau topik bahasan dari setiap artikel. Ragam hayati dan lingkungan merupakan masalah yang masih tetap relevan hingga saat ini, walaupun artikel-artikel tentang itu sudah lama ditulis dan dipublikasikan. Untuk memudahkan pemahaman isi atau pesan artikel, beberapa artikel disisipi gambar. Gambar memang tidak ada pada hampir semua artikel yang dimuat di dalam SKH. Kebahasaan pun (dalam hal ini adalah kata) diusahakan diperbaiki sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga yang memberi kesempatan penulis untuk duduk berjam-jam memerbaiki naskah. Penghargaan disampaikan juga kepada Redaksi Banjarmasin Post, Dinamika Berita, dan Barito Post yang telah memuat artikel penulis, Ilhamsyah Darusman (Staf Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Lambung Mangkurat) yang membantu menata-letak gambar di naskah dan juga sampul buku, sehingga buku ini menjadi nyaman dibaca dan sedap dilihat, dan pihak-pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga buku ini bermanfaat. 


Banjarmasin, November 2009

Mochamad Arief Soendjoto
Maulana Khalid Riefani




DAFTAR ISI

A. RAGAM HAYATI  (1-13)  ………………………..……
1
1.
Kerusakan Pulau Kaget: Apa Penyebabnya dan Siapa yang Bertanggung Jawab?  ……………………………...

2
2.
Beberapa Alternatif Penyelamatan Bekantan  …………..
8
3.
Merekonstruksi Wisata Berobyek Bekantan  …………...
12
4.
Keragaman Hayati di dalam Al Qur’an  ………………...
18
5.
Di Balik Penciptaan Keragaman Hayati  ………………..
26
6.
Mengapa Harus Melestarikan Ragam Hayati?  …………
34
7.
Sumberdaya Hayati sebagai Bioindikator  ……………...
40
8.
Teori Darwin, antara Ilmu Pengetahuan dan Agama  …..
46
9.
Perang: Hukum Rimba atau Seleksi Alam?  ……………
54
10.
Hewan dan Tumbuhan Pun Berpuasa  ………………….
61
11.
Menyoal Maskot Flora Fauna di Kalimantan Selatan  ….
67
12.
Tanaman Transgenik dan Dampaknya pada Lingkungan 
73
13.
Neokolonialisme  ……………………………………….
79
B. LINGKUNGAN HIDUP (14-32)  ………………..……..
86
14.
Taman Maskot Banjarmasin: antara Fungsi Rekreasi, Pendidikan, dan Konservasi  ……..……………………..

87
15.
Hutan Kota, Alternatif Pembangunan Kota Berwawasan Lingkungan  ……………………………….........……….

91
16.
Pelebaran Jalan versus Penghijauan Kota (Mencari Alternatif Lain)  …………………………………………

97
17.
Menyikapi Bumi yang Makin Panas  ……….…………..
101
18.
Paradigma Amdal: dari Kewajiban ke Kebutuhan  ……..
106
19.
Ilegal Lebih Enak daripada Legal  …..…………………..
111
20.
Kepedulian Takrasional dan Ketakpedulian Rasional  ….
117
21.
Air … Air … Air  …………………………………….…
124
22.
Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari (Menyoal Dampak Perusakan Lingkungan oleh Pemerintah)  …….

130
23.
Sekilas tentang Pengelolaan Sumberdaya Alam  ……….
136
24.
Pengelolaan Sumberdaya Alam dalam Perspektif Otonomi Daerah  ………………………………………..

144
25.
Otonomi Daerah Berwawasan Lingkungan  …………….
149
26.
Pengerukan Alur Barito, Ekonomiskah?  ……………….
153
27.
Globalisasi Minded  ………………………………………….
159
28.
Selaraskan Hidup dengan Alam  ….…………………….
163
29.
Mengatasi Masalah Lingkungan  ……………………….
168
30.
Moral, Aspek yang Disingkirkan dalam Pengelolaan Hutan  …………………………………………………...

173
31.
Hutan Pegunungan Meratus Mau Diapakan?  …………..
180
32.
Strategi dan Alasan Memertahankan Meratus  …,,……...
187
DAFTAR PUSTAKA  …………………………..………….
193
SEKILAS TENTANG PENULIS  ………………………...
198



DAFTAR GAMBAR

1.
Keindahan tumbuhan dicerminkan antara lain oleh berbagai bentuk dan warna bunganya ………..…………..

22
2.
Jejaring makanan  ………………………………………..
29
3.
Galam Melaleuca cajuputi, batangnya untuk konstruksi bangunan (cerucuk) di lahan rawa, buahnya sebagai pengganti merica, dan daunnya mengandung minyak atsiri ……………………………………………………...



36
4.
The Origin of Species, karya Charles Robert Darwin yang menghebohkan dunia pada abad 19 ……….……………..

48
5.
Cecak makan sesuai dengan kebutuhan hidupnya  ………
57
6.
Kupu-kupu dan jati, hewan dan tumbuhan yang melalui sebagian hidupnya dengan berpuasa  ....…………………...

62
7.
Kasturi (Mangifera dilmiyana, M. casturi; famili Anacardiaceae), buah endemik dan maskot flora Provinsi Kalimantan Selatan ……..………………………………..


69
8.
Apa jadinya bila padi lokal yang memiliki keunggulan-keunggulan tertentu ditransgenikkan dan diperdagangkan melalui mekanisme sesuai dengan keinginan perusahaan pentransgenik?  …………………………………………..



83
9.
Proses fotosintesis  ………...……………………………..
93
10.
Hutan kota di depan gedung FISIP, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin (kiri) dan di halaman Mesjid Raya Sabilal Muhtadin, Banjarmasin (kanan)  …………..


94
11.
Glodogan di tengah badan Jalan Lambung Mangkurat (kiri) dan tanjung di tengah Jalan Hasan Basry, Banjarmasin (kanan) menambah keindahan kota  ….........


100
12.
Batubara, salah satu bahan bakar fosil, diangkut (dari lokasi tambang dengan tongkang melewati sungai) dan siap dikapalkan  ………………………………………….


103
13.
Lubang galian tambang batubara ditinggalkan begitu saja dan tidak direklamasi oleh para penambang liar  ………..

113
14.
Danau, sumur tepi sungai, sumur gali, dan tandon air adalah tempat dan cara untuk mendapatkan air  …………

127
15.
Kebakaran lahan di wilayah Kabupaten Barito Kuala  …..
146
16.
Sungai Barito tidak hanya berfungsi sebagai prasarana angkutan batu bara, tetapi juga membawa bahan endapan dari penambangan batu bara yang ada di wilayah hulunya


157
17.
Rumah panggung (milik keluarga Gusti Amin Rif’an) yang umurnya diperkirakan 200 tahun ini masih berdiri di Kelurahan Sungai Jingah, Banjarmasin  …………………


161
18.
Rumah panggung dan tata air mikro di lahan basah merupakan bentuk kearifan tradisional nini datu kita  …..

165
19.
Hutan karet mencegah tanah longsor, mengatur tata air dan iklim mikro, serta menghasilkan getah yang dapat digunakan sebagai sumber pendapatan masyarakat  ……..


178
20.
Jalan, prasarana membuka isolasi wilayah dan merambah hutan  …………………..……………..………………….

184



Buku ini bisa dibeli dan dipesan melalui email maulanakhalidriefani@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar